CINTA TUHAN BAGI ORANG YANG BERBUAT
BAIK
Alqur’an sering kali membicarakan cinta Allah. Allah
mencintai orang-orang yang berbuat baik, bertobat, menyucikan diri, bertaqwa,
sabar, tawakal, menegakkan keadilan dan berjuang di jalan Allah dan orang-orang mukmin pada gilirannya
mencintai allah SWT.
“Dan di antara manusia
terdapat orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah SWT,
mereka mencintai sebagaimana mencintai Allah SWT. Sementara itu, orang-orang
yang beriman amat sangat mencintai Allah SWT (Q.S.2:165)
Katakanlah: “Jika kamu
(benar-benar)mencintai Allah , ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu. “ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Q.S3:31)
Hai orang-orang yang
beriman, barang siapa di antara kamu murtad dari agamanya, kelak Allah akan
mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun
mencintai-Nya. (Q.S.5:54)
Perlu digaris bawahi bahwa Alqur’an menggambarkan Allah
secara nyaris eksklusif dalam konteks hubungan-Nya dengan orang-orang mukmin,
yaitu mereka yang bersungguh-sungguh mencintai Allah dan memelihara kesungguhan
itu. Sebaliknya orang-orang yang berbuat zalim para tiran, agresor, koruptor,
penjahat, pendusta agama, pelanggar hukum, pemboros, penghianat, dan pelaku
ketidakadilan mengingkari hubungan cinta ini, Meskipun hal-hal yang adatnya
kita asosiasikan dengan perawatan, kebaikan, kebenaran, ampunan, dan seterusnya
Allah berikan kepada setiap orang secara
berlimpah, Cinta-Nya benar-benar hanya diperuntukkan bagi mereka yang memilih
untuk merengkuh cinta-Nya dan mencintai-Nya. Dengan perkataan lain ketika
membicarakan sebuah hubungan timbal balik. Yang dengan sukarela dijalin oleh
Allah dan orang-orang mukmin, yakni sebuah hubungan yang ditampik oleh banyak
orang.
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya Alqur’an menyatakan
bahwa tindakan dan pilihan kita takkan berpengaruh pada Allah, bahwa
manusia-manusia sendirilah yang akan mendapat keuntungan atau kerugian dari
tindakan dan pilihan mereka. Akan tetapi, Alqur’an menunjukkan bahwa Allah menciptakan kehidupan dunia ini dengan
maksud untuk menumbuhkan orang-orang yang berbagi cinta dengan-Nya. Ada yang
dapat menggapai Cinta-Nya dan ada pula yang tidak, tetapi Alqur’an menjamin akan ada
orang-orang yang dapat melakukannya, dan membidani lahirnya orang-orang semacam
ini menjadi obyek kehidupan manusia di dunia.
Maka timbullah pertanyaan dalam benak”bagaimana kehidupan
yang benar dan dapat mendekatkan hubungan kita dengan Tuhan?? Aku bisa mengerti
bagaimana kehidupan yang benar akan meningkatkan kualitas eksistensi kita,
bagaimana ia memberi kita harga diri dan ketentraman batin, tetapi bagaimana ia
dapat membuat kita lebih dekat dengan-Nya?? Tak dapatkah kita merajut hubungan
seperti itu tanpa berjuang dan menderita di dunia ini??/Tak dapatkah kita
ditakdirkan untuk mencintai Tuhan?? Selanjutnya aku akan mengupas
pertanyaan-pertanyaan ini ( lanjutannya “APA
YANG TUHAN INGINKAN DARIKU” )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar