WAKTU DAN KEHIDUPAN MANUSIA
Demi waktu,
sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling nasehat-menasehati dalam
menatapi kebenaran dan nasehat-menasehati dalam menetapi kesabaran"
[Q.S. AI Ashr: (103): 1-3]
hadits qudsi, "Pada setiap fajar ada dua
malaikat yang berseru-seru: "Wahai anak Adam aku adalah hari yang baru,
dan aku datang untuk menyaksikan amalan kamu. Oleh sebab itu manfaatkanlah aku
sebaik-baiknya. Karena aku tidak kembali lagi sehingga hari pengadilan".
(H.R. Turmudzi).
Apakah kita
termasuk orang yang bisa menghargai waktu,,,jawabnya ada pada diri kita
masing-masing. Bagaimana tidak disetiap
kesempatan saya selalu saja melihat masih banyak orang yang selalu tidak
menghargai waktu....
Hal yang
penting adalah bagaimana kita melihat diri kita, sudahkah kita hargai waktu
kita. Sudahkah kita intropeksi diri, sudahkah kita melakukan tanggung jawab
atas waktu dengan gaji atau honor yang kita terima, sudahkan kita jujur pada diri
kita atas waktu yang menjadi kewajiban kita, sudahkah kita,,,,dan sudahkah kita
banyak lagi yang lainya yang pada akhirnya sudahkah kita menghargai waktu yang
diberikan Tuhan sang Pencipta kepada kita agar di manfaatkan dengan
sebaik-baiknya,,,,sekali lagi anda yang bisa menjawab.....
Mudah
mudahan kita selain bisa belajar mengatur waktu yang tepat juga biasa
memberikan arahan kepada orang yang terdekat kita untuk lebih menghargai waktu
dengan tindakan nyata bukan hanya arahan tanpa contoh tindakan yang nyata,....
Time is money “Waktu adalah uang”.
Al-waqtu kas saifi “Waktu ibarat pedang”.
Sebenarnya waktu adalah kehidupan itu sendiri, sebab
dalam kehidupan manusia tidak lain adalah waktu yang dimiliki semenjak lahir
sampai manusia mati. Jika kita menyia-nyiakan waktu kita, berarti kita menyia-nyiakan
hidup kita sendiri. Kebanyakan orang membuang waktu dengan bersenang tanpa
melihat manfaat dan keutungannya bahkan sampai hal yang merugikan baik
kesempatan maupun keselamatan, baik secara sadar maupun dilakukan dengan sebab
lain.
Akhirnya menjadi suatu kebiasaan membuang waktu
percuma, padahal waktu yang berlalu begitu cepat apalagi dengan banyaknya
fasilitas di zaman yang serba modern, malam bisa jadi siang.
Jika kita
memperhatikan ibadah-ibadah yang disyariatkan dalam agama, kaitannya juga
sangat erat dengan waktu. Ibadah sholat diatur pelaksanaannya berdasarkan
waktu, dan ada waktu-waktu dimana kita dilarang untuk sholat. Tidak hanya
sholat, ibadah-ibadah lain juga diatur dengan waktu. Ini semua tidak lain agar
kita perhatian dengan waktu.
Mengenai pentingnya waktu, dalam sebuah hadits shahih
(dengan syarat Bukhari-Muslim) yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dari Ibnu Abbas
ra, Rasulullah saw berpesan kepada kita:
IGHTANIM
KHAMSAN QABLA KHAMS
“MANFAATKANLAH
OLEH KALIAN LIMA PERKARA SEBELUM DATANGNYA LIMA PERKARA YANG LAINNYA.”
1. Syababaka qabla haramika (masa
mudamu sebelum masa tuamu).
Masa muda penuh dengan potensi dan
kekuatan. Badan dan otot sedang kuat-kuatnya. Pikiran dan ingatan masih tajam.
Semangat dan idealisme sedang menggebu-gebu. Akan tetapi godaan di masa muda
juga besar, sehingga tidak heran banyak yang terjerumus dan menyia-nyiakan masa
mudanya.
Semestinya generasi muda muslim bisa
mencontoh generasi muda para pendahulu kita, seperti Ali bin Abi Thalib,
Mush’ab bin Umair, Usamah bin Zaid, Muhammad Al-Fatih, dan sebagainya. Bukan
malah menggandrungi dan mencontoh idola-idola yang justru menjerumuskan,
seperti artis, bintang film, dan sebagainya.
Ingatlah bahwa salah satu diantara
tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat adalah:
syaab nasya-a fii ibadatillah “seorang pemuda yang tumbuh besar dalam ibadah
dan ketaatan kepada Allah” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ra).
2. Shihhataka qabla saqamika (masa
sehatmu sebelum masa sakitmu).
Seringkali kita baru menyadari
besarnya nikmatnya sehat ketika sudah sakit. Bayangkan pula orang yang banyak
harta tetapi sakit keras dan hanya bisa tergolek diatas dipan rumah sakit.
Apakah ia akan bisa menikmati harta bendanya? Kadang untuk makan dan minum saja
ia tidak bisa.
Sebetulnya amat mengherankan
bagaimana kita bisa tetap sehat, karena menurut para ahli sistem dan mekanisme
dalam tubuh manusia sangatlah kompleks dan rumit. Jika bukan karena pemeliharaan
dan kasih sayang Allah, niscaya amat sulit sistem dan mekanisme tersebut bisa
terus terjaga dalam keadaan baik.
3. Ghinaka qabla faqrika (masa kayamu
sebelum masa fakirmu).
Kecenderungan manusia adalah bakhil
(kikir). Pada saat yang sama syetan juga akan selalu membisiki manusia untuk
bersikap bakhil. Maka kapanpun kita diberi kelapangan harta kekayaan oleh
Allah, mari betul-betul kita manfaatkan untuk bersedekah. Kita tunaikan zakat
kita. Bahkan bukan hanya zakat, tetapi juga infaq-infaq yang lainnya.
Sebetulnya kekayaan pun bukan hanya
berupa harta benda. Jikapun kita tidak memiliki kekayaan harta benda, bisa jadi
kita memiliki kekayaan dalam bentuk yang lainnya seperti harta, kedudukan, dan
ilmu. Tentu saja itu semua juga bisa disedekahkan.
4. Faraghaka qabla syughlika (masa
luangmu sebelum masa sibukmu).
Rasulullah saw bersabda, “Ni’matani
maghbuun fihima katsirun minan nas: ash-shihhah wal faraagh (Ada dua kenikmatan
yang kebanyakan manusia menyia-nyiakannya: sehat dan waktu luang).” (HR
Bukhari, Ahmad, Tirmidzi, Darimi, dan Ibnu Majah) Memang demikian. Justru
kebanyakan manusia malah terlena ketika sedang senggang. Di waktu-waktu
senggang, kebanyakan orang justru suka melakukan hal-hal yang sia-sia, bahkan
yang maksiat. Padahal Rasulullah saw berpesan, “Min husni islamil mar’i
tarkuhu ma laa ya’niihi (Diantara indikasi bagusnya keislaman seseorang adalah
kemampuannya meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya).” (HR
Tirmidzi)
5. Hayataka qabla mautika (hidupmu
sebelum kematianmu).
Kematian bisa datang kapan saja.
Tidak harus menunggu tua. Tidak jarang pula kematian datang secara mendadak dan
tidak terduga. Disamping itu, kematian jika datang tidak mungkin bisa diundur
barang sejenak pun.
Hidup kita ini, seberapapun lamanya,
adalah waktu yang sangat pendek – jika dibandingkan dengan lama & kekalnya
akhirat. Karena itu marilah kita sedikit bersabar dan menahan diri dalam hidup
ini – sabar untuk taat, sabar untuk tidak melanggar aturan Allah, sabar dengan
berbagai hal yang tidak menyenangkan – karena hidup ini hanya sebentar. Jika
kita tidak bisa menggunakan hidup kita dengan baik, maka kita akan menyesal
untuk selama-lamanya. Namun penyesalan ketika itu tidak lagi berguna.
Mari kita perhatikan bagaimana Allah
telah mengabarkan kepada kita keadaan orang yang hidupnya tidak taat ketika di
dunia. Maka ketika nyawanya dicabut oleh Allah: “Hingga apabila datang kematian
kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku
(ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku
tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang
diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka
dibangkitkan.” (QS Al-Mu’minun: 99-100)
Karena itu marilah kita gunakan
hidup kita semata-mata untuk beribadah kepada Allah, karena sebenarnya tidaklah
kita diciptakan kecuali untuk beribadah kepada Allah saja. Wa ma khalaqtul
jinna wal insa illa liya’buduun “Tidaklah Aku (Allah) menciptakan jin dan
manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”
Mari kita ingat pula perintah Allah
dalam QS Al-Qashash: 77: “Dan carilah apa yang Allah berikan kepadamu di negeri
akhirat, namun janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia.” Dalam ayat ini,
Allah memerintahkan agar yang kita cari dan kita kejar dalam hidup ini adalah
kepentingan akhirat kita. Sedangkan kepentingan hanyalah sebatas “jangan engkau
lupakan”. Namun yang jadi masalah, banyak manusia justru 23 jam mereka untuk
urusan dunia semata, dan hanya 1 jam untuk akhirat. Karena itu marilah kita
optimalkan ibadah dan mengingat Allah.
Referensi : Dari Berbagai Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar