Oleh : Solikan,S.Pd
Ketika aku membuka catatan yang sudah lama tersimpan di dalam almari buku saya, lalu kutemukan beberapa kata-kata dalam bentuk cerita tulisan pendek. dan saya berfikir mengapa saya biarkan tidur lama di dalamnya, akhirnya kuambil dan kukumpulkan beberapa saja dari banyak tulisan itu dalam blog saya,,,
Sebait
Cerita
Terlalu penat penantianku ini,
sedang kan
hatiku pasra,
Menanti segala kepastianmu,
yang tak perna aku mengerti
Tiada aku menyangka begini akhir sebuah cerita
Kini hanya tinggal harapan yang
terkapar
tercampak dari dinding hampa
lalu umpat tersirat dari hati yang berkarat mengapa harus aku…..
Haruskah aku menangis dalam
kegagalan, haruskah aku menjerit dalam sesal,
Ataukah aku hanya diam, diam
menerima kenyataan
(By
Solikan, 1992)
Sepi
Desah angin berdesir
perlahan,menyadarkan duka kekeluan yang ada,
Rontok daunku dalam dingin yang
menggigit mencekam kelam
Hanyut dalam sebuah hayalan
Lama aku menyimpan, lama aku
memendam, lama aku terkoyak dan lama aku terkoyak
Namun angan selalu ada, impian
akan kasih sayang tak perna hilang, yang selalu hadir dalam setiap hayalan.
Walau kutemukan banyak senyuman
,berusaha menyibak dan mengoyak,
Namun senyuman itu terus
tersimpan, kubiarkan musna tak bias menembus hatiku yang dalam
Namun asa selalu ada, dan terus
bergulir dalam alam fikiran, bersama munculnya sebuah hayalan
Biarlah …..biarkanlah aku
hanyut dalam hayalan.
Memori
angin malam
Hembusan angin malam terasa
dingin
Menambah kesunyian dan kesepian
hati
Remang pemandangan kala itu
Tiada setitik pancaran sinar
menyatu
Semua diam membisu tanpa peduli
Hanya tinggal lentera tua
Dengan sinar kedip penuh
kesedian
Menambah kesedian hati yang
kian dilanda
Suasana dingin meyapalembut
Kesejukan dan kemesraan kian
merasuk
Menyatu dalam seribu nuansa
Nuansa kasih cinta asmara
Malam penuh kenangan
Aku bangkit kuatkan iman
(By Solikan 22 Agustus 1992)
Kisah
seorang salesman
Disana sepanjang marga
Bersenandung aku penuh duka
Panasnya terik matahari
menantang
Tetesan keringat berjatuhan
kuberharap mega dibenakku
Namun tak setetes airpun
kutemukan
Terdiamaku dalam kesedianku
Kudatangi semua orang
Lalu kutawarkan barang bawaan
Namun apa jawabnya…….tidak
Tertawa aku jadinya, lalu
kuterdiam diantara kepiluan
Tak terasa air mata bening mengalir
perlahan
Mungkinkah ini sebuah cobaan
Tengah hari dibawah atap bambu
Ditengah dialam yang sepi aku
terbaring
Merenungkan langkah-langkah
baru
Namun tiada bekal sisa
ditanganku
(By Solikan, Sales Th 1993)
Menatap
masa depan
Angan-angan tiada bertepi
Baying-bayangpun tak kusadari
Hari-hari demi hari kuikiri
Hanya hari tak berhampir tak
berhenti
Namun aku mengerti memanglah
sudah saatnya aku harus mandiri
Disini aku menguji hati
Tuk meniti hari-hari nanti
Namun kusadari betapa sulit
jadi orang tua dengan banyak rasa tanggung jawab
Disudut rumah diatas ranjang
bertikar lusuh aku terdiam
Kupandang masa lalu kuingat
masa lampauku betapa senangnya
Dulu tak kupikirkan akan hari
mendatang dan kini baru aku kenang
betapa sulit mengais uang hanya
kuli harian,
sepertinya hidup hanya untuk makan datang dan pergi
(By Solikan,Gempol,1993)
Gejolak
Kala itu aku larut dalam
perasaan
Sulit aku terbwa arus egoisme
Namun aku tak tau
Haus bagaimana ku arahkan
Sentuhan tak terarah
Yang menggoncang jiwa
Jiwa yang telah lama terdiam
Banyak problema
Yang membawaku kedalam
Dimana aku terjebak didalamnya
Yang membuat aku tak tahan
Haruskah aku terlena dalam perasaan
Namun aku terbeban
Terbeban dalam nuansa ……..
Dimana………………………
Disitulah posisi aku didalamnya
(By Solikan, 24 September 1995)
MERPATI
Bismillahirohmanirrohim
Malam Ramadlon yang suci
Malam yang penuh diilhami
Terdengar sayup lambat bacaan
ayat suci
Terasa menentramkan hati
sanubari
Tersirat dalam hati sang merati
Merati terencana kataman
surgawi
Namun sang merati lesuh
tertunduk
Perasaaan bersalah pada Ilahi
Merpati yang siang itu riang
Kini terbaring diam
Terdengan suara kecil sang
merpati
Menyebut nama Tuhanya
“Allah…Allah”
Seketika sang merpati
menutupkan kedua matanya
Dan lalu membukanya perlahan
tenang menetes butiran airmata
Yang keluar dari mata sang
merpati yang memerah karena takutnya pada Tuhannya
Kini merpati hanya berbaring
sendiri
Mencoba menangkan dirinya namun
sang merpati tak mamu]
Rasa mual sakit serta suara
lalu lalang kendaran dijalan
Dengan suar keras letusan
petasan ditambah suaa berisik terompet
Sang merati sadar malam ini
adalam malam tahun baru
Semakin lama sang merpati terpaku
Semakin tak kuasa menahan
cobaan yang selalu mengganggu
Tapi sang merpati rela, ikhlas
Atas segala yang ditimpahkan
keadanya
Kini sang merpati berbaring
lemas ditemani selimut bantal dan guling malamnya
Sang merpati berdo’a pelan pada
Tuhannya
“Ya…Allah semoga semua yang
telah Allah berikan padaku ada hikma terbaik bagiku untuk masa sekarang dan
dimasa mendatang dan semoga Allah selalu berkenan membimbingku didalam setiap
langkah-langkahku amin…”
Lalu sang merpati tersenyum lagi....
Karena hati sang merpati masih dilindungi oleh Allah
Untuk selalu direstui menyebut
nama Sang Ilahi
Merpati sendiri
Merpati tak pernah merasakan
sedih karena sendiri
(By Solikan, 01 Januari 1998 Kamis legi)
BAIT KECIL
Rentang usiaku tanpa kusadar
Ada kata terbesit dalam
sentuhan bahasa
Sejalan seirama dengn do’a
tanpa henti
Ayah dan Bundaku kaulah
pelabuhanku
Disitulah kutemukan kedamaian
tanpa kebohongan
Tulus hatimu menyanyangiku
siang malam kau berikan
Kurasakan bait-bait kecil dalam
hatimu
Aku sadar kumngerti tapi aku
tak mau engkau terbebani
Kutakmampu kutakkuat tuk
katakana sesuatu padamu
Hanya do’aku dalam setia langkah
dan ibadahku
Kuselalu memohon keada-Nya
berkati sayangi keduannya ya Allah…..
Berikanlah kedamaian dan
keselamatan didunia dan kahiratnya
Ya ….Allah
Kuminta ampunan atas segala
dosa dan kesalahannya
Kini kujadikan perubahan dalam
segalanya
Banyak kesalahan dan
kecerobohan pada diriku
Semua hanya aku yang tau
Kucoba selesaikan satu demi
Satu demi Satu
Karma kusadar semua tanggung
jawabku
Ku mamu tuk buktikan itu
Itu adalah itu
Karena itu sangat berarti
bagiku
Itu dan itu harus jadi itu
Karena itu tujuan dan
cita-citaku
Kujadikan itu bagian dari asaku
(By Solikan, 04 juni 1998. 23.10 wib)
Maafkan aku
Mohon maaf atas segala dosa dan
salahku
Kini kuingat atas segalanya
Kusadar kuterlena atas segala
nikmat dunia
Kotor jorok tak dierbolehkan
itu
Tai mengapa kulakukan itu
Maafkan aku Ayah mohon maaf
atas segala khilafku
Ampunkan san kasih serta
bimbinganmu selalu kuharapkan
Sadarkan bimbunglah dan jaga
hindarkan aku atassegala dosa
(By Solikan sabtu, 14 juni
1998-20.15 wib)
BAYANGMU
Diam gerak indah kataku
Lelah terusik karnamu
Kutak mampu berbuat hilang
hasratku
Terkikis habis karNa bayang-bayangmu
Kini kudiam kupandang bintang
Dalam ge;lap kuterawang
Bintik-bintik sinar jauh dari pandang
Samara-samar dating lalu
menghilang
Kutak mau itu
Ki inginkan sinarmu yang kekal
dan terang
Kautakmau itu
Kuinginkan sinarnu yang kekal
dan terang
Tidak seperti bintang-bintang
itu
Namun kucoba terus menerawang
Kuejamkanmata lelahku
Kurasakan getaran kusatukan
batinku
Kuterperangah kutergagap
Kutaksadar kutertidur dalam
impian
Tapi itu nyata bukan
angan-angan
Kusadar kutau semua yang
kubutuhkan adalah kenyataan
Bukan banyak memancing
kebohongan dan keura-puraan
Kubenci itu dan kumuak itu
(By Solikan, 14 juni
1998-20.35 wib)
TENTANGMU
Terus terang kumikir tentangmu
Kutak bias lepaskan itu
Bahkan hari-hariku penuh
denganmu
Namun kadang kuberselisih
dengan bathinku atau entah akalku aku tak tau
Namun yang jelas terkadang
terselip kata
Aku harus bagaimana terus aku gimana kalau begini nanti gimana
Kucoba hilangkan semua kini
tersisa kebenaran diatas kebenaran
Keastian tana kebohongan karena
kusadar pasti ada
(By Solikan ,mingu 14 juni
1998, 17.10 wib)
HARAPKU
Kusadar jalan masih panjang
Hari-hari esok menjulang penuh
harapan
Terkapar, kuterdampar kucoba
pilih jalan mana kuberbuat
Lurus tanpa cacat nyata bukan
hayalan
Kucoba cerna kucoba lengkai
panjang dan berliku
Hariku tak henti pikirkan itu
Karena terus terang itu yang
kumau
Kini kubutuhkan satu dorongan
Berarti aku tak mampu tuk
lakukaj itu
Kuingin ada yang patut tuk
lakukan itu
Karena kubutuh dorongan
semangatku
Hanya engkau yang mampu lakukan
itu
Kuberharap mengertilah
Keberharap sadarlah akan itu
Sedikit sentuhan bahasamu yang
tulus bukan tipuan
Bukan juga dorongan semu
Hanya satu harap tulus murni dari hatimu yang
putih
Tuk menyadarkan aku
Moga kau mengerti akan
kejernihan pikiranku
Hanyaa itu hanya itu dan itu
(By Solikan ,minggu 14 juni
1998 17.30 wib)
20 JUNI
Perjalanku
Keharibaan Yang Mulia Ayahanda
Guru
Ziara hari Guru Ke-81
Tapatnya tanggal 20 juni 1998
Kuberserahdiri kuasrahkan
segalanya
Perjalanan suci tak henti
kuberserah diri tak mamu katakana beta bahagia
Bertemu dengan mu Yang Mulia
Ayahanda Guru
Illahi Anta Maghsudi
WaridlokaMadlubi
Ya Allah hany ridho dan
kasih-Mu yang aku pinta
Ya Allah hanya ridho-Mu aku
berserah diri
Ya Allah hanya engkaulah yang
mampu memeberikan keselamatanku
Ya Allah tiada yang lain yang
kusembah hanya kepada-Mu
(By
Solikan
Medio 19980)
AKU
Malam / Pagi ini kudiam
Kuberfikir tak biasa rasanya
kutuangkan
Kupendam dalam angan dan
pikiran
Kucoba kubersabar kutenangkan
namun kutergoda
Kucoba dan kucoba lagi muncul
satu Saturday lama kucoba tuk katakan apa adanya
Benar apa kata semua tak dapat
kupercaya
Sesak pikiranku dengna
masalahku
Tak lain kutak mau orang lan
tau
Aku sadar kucoba temukan
pribadi yang satu itu
Tapi kenyataan apa, sama tak
mau katkan dan mengerti aku
Aku bingung tak mampu katakan
apa karena memang itu kenyataanku
Tapi kumohon padamu mengertilah
parhatian itu jalan satunya
Namun sulit namun beda dengan
harapanku atau hanya aku yang tau
Berat harus kukatakan apa
kepadaku
Kucoba cerna dan terus bertanya
padaku
Salahkah aku, kelirukah aku,
atau hanya aku yang tak mau tau
Tapi aku berontak, kutersentak
perang bathinku tuk melawan
Karena kutakmau dibohongi dan
tak mau aku dicampuri
Tapi aku mau mengerti begitu juga harapanku mengertilah aku
Memang ku akui halus nuraniku
namun keras bathinku
Terus terang kutak mau satu
dibohongi juga tak mau disiasati
Karena itu kutak mudah percaya
Sulit rasanya kupercaya sulit sekali……
Karena kau tak perna katakana
takerna kau ungkapkan
Banyak caramu banyak tingkah
lakumu yang kau sengaja atau bukan
Tambah mengurangi kepercayaanku
padamu
Kutak menuntut kamu juga tuk
memaksamu
Karena kusadar kutau lingkungan
tak mendukungku
Kusadar itu tapi coba
mengertilah aku…..
(By Solikan,kamis 02 juli 1998
-00.15 wib)
PENANTIAN
Lelah pasrah kutengadah
Kubangun dalam cerah
Kucoba meniti kembali langkah
bayangmu
Yang lama hingga kini belum
pasti kutemui
Menanti dan terus menanti
Kucoba terus berjalan dan tak
henti
Kucoba mengerti kucoba dengan
langkah-langkah asti
Keraguan itu muncul sayub-sayub
tak henti
Tertiup bisikan angin yang
eduli
Aku tak mngerti bagaimana
kusikapi bisikan itu
Terus dan makin tak henti
menerpaku
Kucoba dan terus kucoba usir
satu-satu
Habis terkikis sampai tak
terlihat bahkan bangun tana kusadari
Kau yang selalu menyita alam
pikiranku
Jangan ka uterus sembunyi dalam
lading tak bertepi
Cobalah kau batasi dengan
tembok-tembok pribadi
Biarkan alam pikiranku kau tumpahkan padaku
Bukan coba redamkan dan
pecahkan kalau itu mengkin
Bukan kau umbar dalam alam
tanpa batas
Melangkah kearah tana
batas-batas yang pasti
Mengapa tak bertepi
Coba kau mengerti kendalikan pikiran-pikiran itu
Jangan kau turuti aku tau
kaujuga merasakan
Apa yang ada dalam alam
pikiranmu
Karena kusadar karena kungerti
aku masih aku
Kucoba leaskan dan kebebaskan sampai langkah terhenti
Cobalah mengerti…………..
Cobala menyadari………..
Pribadi-pribadi indahmu kunanti
Yang selalu murni berpakaian
kain tanpa sembunyi
Tanpa noda namun apa adanya
Aku hanya mamu katakana itu
satu bukan dua dan buka tiga
Aku apa adanya namun kutak mau
kau beda
Aku berharap kau adalah kau
bukan mereka atau dia
Pikirka itu bukan berarti kau
paksakan
Rela dan ikhlas dalam hatimu
yang ku tunggu
Bukan senyum kelabu dalam
rajutan kalem esonamu
(jum’at 03 juli 1998)
HAYALKU
Sendiri kuterawang mentari
Siang ini kudiam renungkan
Ku inginkan kau disini tuk
katakan banyak angan
Ku takmampu tuk pasrahkan
bebanku
Kutak mengerti ku harus berbuat
apa
Kucoba hubungi tapi samai hati
tuk lakukan itu
Terhenti langkah hayalku kucoba
bangkit
Namun kuterdiam lagi tak mampu
Hanya ungkakan hati tuk
asrahkan sendiri
Kulempar pandangan jauh ditepi
langit yang utih
Kusiman haraku, tenggelam dan
terus tenggelam
Tak mampu aku pertahankanitu
Karena kusadar keterbatasanku
Kuberharap kau tau
Kuberharap kau mengerti
Namun tak kupaksakan hal itu
Karena kau tak tau itu
Andai kau tahu apa yang
kursakan
Mungkin kau akan perna tau itu
Karena kutak perna katakanitu
Harap dan angan selalu ingin
dekat dan bicara denganmu
Membias dan terus melebar
laksana awan tebal disana
Lama juga akan memudar dimakan
waktu dan hempasan angina
Menyebarrlah satu-satu habis
tak tersisa seperti anganku itu
Kini hanya aku dan aku tetap
aku bukan kamu
Harap asa selalu ada dalam
diriku
Namun tetap terhenti karena kau
tak tau akan aku
(By Solikan, jum’at 03-07-98)
RASAKU
Jauh terus kurasakan bayang
kasihmu
Bayang kasihmu menjadi teman
mimpiku
Sesaat kurasakan dan terus
tenggelam
Sejujurnya ungkapan kata tak
mampu padamkan rasaku
Kubutuh kejujuran hatimu
Seharusnya kau ungkapkan
sebagai tanda ketukusanmu
Agar tak sirna harap dalam
hatiku
Meskiun kini hanya bias tawamu
yang tersisa
Dalam hariku tuk temani isi
hati ku
Ada satu kata tersely
dalam hatiku
Aku terlau curiga dan telalu
cemburu itu yang ku tau
Salahkah aku bila aku bertanya
Jujurkah kauselam ini
Tentang rasa didalam hatimu
Hany kepura-puraaan atau
sebaliknya
Kutak sanggub dengar dan
hiraukan itu
Kuhanya pasrah dan berkata
dalam hatiku
Kuredam kubaca dan kubiarkan
membakar daam diriku
Kukan coba larutkan kedalam
benakku terdalam
Kusadar kutakmau malu
Karena aku sadar aku benci
semua itu
Kubangga atas ketulusanmu bukan
kebohongan
(jum’at 1998)
PAGIKU
Gelap tanpa bayang
Terang tanpa warna
Sirna dalam samara mengemban
Lelah kuberjalan diam
kuberangan
Kuterobos cela-cela sempit lalu
kubangkit
Kusadar kutak mau terdampar
dalam hasrat yang terkapar
Kuenggan lewatkan pagiku hilang
melayang
Karena kutak mau sesalkan
Hanya menambah luka sukma
Kini ku hanya mamu harapkan
pagiku awal dari sepenuh
harapan
Tuk menambah cerah hariku
dimasa datang
(08-07-98)
PERCAYALAH
Dalam diamku kukatakan
Kau tau aku bohong padamu
Kuharap kamu percaya akan itu
Seandainya aku bisa ngomong
namun ku tak kuasa ku tak mampu
Itu kelemahanku kumohon kau mengerti
aku
Bila kudiam bukan aku punya
masalah
Aku tau aku sadar kekuranganku
Ku tak mampu ungkapkan rasa
dalam kata
Tapi ku mohon bener-bener aku
mohon percayalah aku
Hanya ada satu asaku
Sejujurnya ku ucapkan lewat
tulisan ini
“aku sayang padamu”(adik)
Semoga kamu dapat kuercaya sama
seperti
Harapan keercayaan yang kamu
pinta padaku
Ku tak mau ada kebihongan kecurigaan antara kita
Kuharapkan juga kejujuran
perhatian dan kasih saying
Dan juga pengertian darimu
Jangan buat aku terluka dan
kecewa
Karena aku terlalu sayang
padamu
Ku tau kamu tak mampu lepaskan
satu itu
Tapi kumohon juga padamu
“pikirkan sebelum kau lakukan”
Benarkah itu baik benarkah itu
tak menyakiti orang lain
Sungguhkah aku berarti bagimu
seberpa besarkah hak-ku
Masih banyak memang yang ingin
kuungkapkan, kukatakan
Tapi kutak mampu
Ya udahlah kita lupakan aja,
yang penting masa yang akan datang
Jangan ada kebohongan antara
kita
(By Ima 12-07-98)
KURAGUKAN ITU
Kuterayun dalam langkah diamku
Kucoba tenangkan hasrat jiwaku
Bahagia sesaat kala itu
Tenggelam dalam indah rasaku
Teseret rasa sehati
Muncul tiba tanpa kesadari
Gemuruh ombak kujadikan saksi
Dingin malam kujadikan kunci
Kusadar mereka tak perna
ingkari
Kubenci atas segala sikap dan
pribadimu
Kumuak kuragu padamu
(By Solikan selasa, 04
-08-1998 2.00wib)
KALA ITU
Kuberjalan dalam remang malam
Sendiri kudiselimuti dingin
malam
Angin malam menyapaku kala itu
Kuterdiam kuteringat kala itu
Dulu perna ku denganmu
Kini hanya aku dan dingin malam
Kucoba ingat kala itu
Indah sesaat namun sepat
kubangkit]kutak tahan dingin malam ini
Kuambil selimut kutahan getarku
Lalu kudiam ku hanya berangan
(By Solikan 10-08-1998)
KUTAK BISA
Kusadar dalam diamku
Terusik angan tenangku
Kucoba katakan apa adanya
padamu
Kutak bisa sembunyikan sesuatu
padamu
Tapi kutak mau katakana bohong
itu padamu
Kuberfikir kusadar aku takbisa
benci pada siapapun
Kesalah pahaman ataukah sengaja
aku takmengerti
Karna kusadar kutak perna
lakukan sesuatu yang salah padamu
Kau bisa katakana apa yang
bisa kau katakan
Tapi aku tak mau ada perasaan
luka diantara kita
Ku ingin ada saling percaya
Tapi kurasa belum ada rasanya kan kau coba
Selama ini apa yang harus
kukatakan hanya kau ungkap sebagai kata hiasan
Hiasan atas segala kekuranganmu
Ataukah kau hanya tuangkan.
(By Solikan 20-08-1998)
AKU ADALAH AKU
Aku nggak tau harus bagaimana
kudiam kuberjalan selalu ada
aja aral melintang,
terus terang aku katakan.
Bahwa aku adalah aku ungkap
dengan sunggu nyata apa adanya.
Namun semua tak percaya kusadar
bahwa pada hari ini dari semua
orang yang aku kenal
dalam seumur hiduku aku adalah
satu-satunya.
Karena aku sadar aku tak akan
tertinggal atau hilang
setiap pertanyaan dalam hidup
saya,
aku adalah satu-satunya jawaban
setiap masalah dalam hidup saya
dan aku adalah satu-satunya
pemecahanya
(By Solikan Medio, 28 Agustus
1998)
Kusadar itu salah
Kutak mau sejujurnya
menyakitimu
Tapi kutak tahu mengapa
keberbuat itu
(By Solikan, 21 Agustus 1998)
MENGERTILAH
Kusadar diantara kita
kebimbanganmu
Akupun merasa hal itu, walau ku
tak tahu pasti darimu
Akupun mengerti akan
kekuranganmu
Kuaham atas segala cela-celaku
Akupun tak perna menghindar
atas segala kelemahanku
Aku bersalah padamu
Bukan aku tak pedulikanmu
Bukan pula aku tak perna
memerdulikanmu
Bahkan kusadar atas segala
kesalahanku
Akupun tak memaksa kau mengerti
Sehrusnya aku dan aku mengerti
Kini hanya harap dan do’aku
Tenagkan
segalapermasalahanmudan ermasalahnku
Khawatirku akan dirimu
Mengertilah akan dirimu
Yakinkan dirimu
Pastikan dirimu
Hanya do’a dan harap
Damailah kita selalu
Bangun….pupuk semangat dalam
hatimu
Jangan sia-siakan waktumu
(By Solikan,22 Oktober 1998 jam 00.10 Wib)
Hari-hariku tak henti
pikirkanmu
Kutak mapu lenyapkan itu
Antra suka dan curiga selalu
ada
Kutak tahu mengapa…..
(By Solikan 21 Agustus 2000)
KUBERFIKIR
Terkadang kuberfikir aku egois
Namun sering kurenung
Tak sedikit aku menyesal apa
yang telah kuperbuat
Selalu begitu dan terus begitu
Sesaat aku berfikir
Sesaat pula kusadar hal yang
sama
Kucoba renungkan satu Satu
Perlahan kutau apa yang kumau
Namun ini hanya sebatas anganku
Namun ku selalu begitu
Dan terus begitu
Kucoba hulangkan satu per Satu
Sesaat hilang dari anganku
Dan kucoba perangi itu
Dan kusadar itu
Perlahan
Tertahan
Kudiam
Kapan
sekarang
(By Solikan, 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar