Jalur 2 Lahar Dingin Gunung Semeru di AWIRAN di Desa Jugosari
Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang Jawa Timur
Oleh : Solikan
Oleh : Solikan
Awiran Jugosari terletak di Desa Jugosari Kecamatan Candipuro yaitu tepatnya sebelah baratnya Kecamatan Pasirian, yang mana jalur sungainya ( Sungai Regoyo ) merupakan satu jalur lintas selatan mulai dari lereng semeru sampai akhirnya akan berhenti di Pantai Bambang Kecamatan Pasirian, akan tetapi sekarang sudah dibuat tanggul pemisah sehingga jalur lintas terbagi menjadi 2 yaitu lintas selatan tempursari dan lintas selatan Candipuro Pasirian, sehingga dulu ketika terjadi lahar dingin dari Gunung Semeru jalur lintasnya kearah Kecamatan Candipuro melewati awiran jugosari dan lurus menuju daerah di bawahnya termasuk kecamatan Pasirian. Wajar kiranya, jika anda mengunjungi daerah Candipuro hampir ada kemiripan dengan kecamatan Pasirian, dimana potensi SDAnya hampir sama yaitu merupakan penghasil Galian C terutama Pasir Besinya serta batu dan kerikil berbagai ukuran. Disini kami tampilkan beberapa gambar lokasi menuju AWIRAN dan tanggul serta jalur yang menghubungkan Desa Jugosari yang dipisahkan oleh sungai Regoyo, Sebelumnya mari kita mengetahui kondisi umum Kabupaten Lumajang :
1. Letak Geografis Kabupaten Lumajang
1. Letak Geografis Kabupaten Lumajang
Kabupaten
Lumajang terletak pada 112,53' – 113,23' Bujur Timur dan 7,54' – 8,23' Lintang Selatan. Luas wilayah
keseluruhan Kabupaten Lumajang adalah 1790,90 km2. Kabupaten
Lumajang terdiri dari dataran yang subur karena diapit oleh tiga gunung berapi
yaitu :
1. Gunung Semeru (3.676 m)
2. Gunung Bromo (3.2952 m)
Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Lumajang adalah sebagai berikut :
- Sebelah barat : Kabupaten Malang
- Sebelah
utara : Kabupaten Probolinggo
- Sebelah
selatan : Samudera Indonesia
·
2. Luas Wilayah
Luas
wilayah Kabupaten Lumajang adalah 1.790,90 km atau 3,74% dari luas Propinsi Jawa
Timur. Luas tersebut terbagi dalam 21 Kecamatan yang meliputi 197 Desa dan 7
kelurahan.
3.Topografi
Pembentukan jenis tanah dipengaruhi oleh iklim, bahan induk dan keadaan topografi. Berdasarkan Peta Tanah Tinjau yang dikeluarkan Lembaga Penelitian Bogor tahun 1966, jenis tanah di Kabupaten Lumajang terdiri dari aluvial, regosol, andosol, mediteran dan latosol.
Keadaan hidrologi dan pengairan merupakan keadaan yang menggambarkan fisik tanah yang berhungungan dengan adanya genangan air, saluran irigasi, sungai dan danau. Dengan mengetahui keadaan tersebut akan dapat diketahui pemanfaatan tanah dan bagaimana cara pemanfaatnnya, yakni pada daerah yang banyak terdapat aliran sungai, penduduknya banyak memanfaatkan sungai sebagai sarana kehidupan rumah tangga sehari-hari.
Kemampuan Lahan adalah salah satu aspek fisik yang perlu diperhatikan dalam penyusunan rencana fisik karena menyangkut kemampuan efektif tanah dan kondisi hidrologi wilayah. Kemampuan jenis tanah adalah daya dukung tanah pada suatu wilayah apabila dilakukan pembudidayaan pada wilayah tersebut. Ada enam indikator kemampuan tanah yakni lereng/kemiringan tanah, kedalaman efektif tanah, tekstur tanah, drainase, tingkat erosi dan faktor pembatas yang dijelaskan sebagai berikut.
Secara umum keadaan drainase di Kabupaten Lumajang cukup baik mengingat keadaan topografi yang bervariasi kemiringannya. Keadaan topografi di Kabupaten Lumajang yang bervariasi mulai datar sampai curam menguntungkan dari aspek ketergantungannya. Pengaturan air yang baik dan berfungsinya saluran pengairan, menyebabkan daerah tidak tergenang kecuali jika terjadi bencana alam.
5.Iklim dan Curah Hujan
3.Topografi
Ketinggian daerah Kabupaten Lumajang bervariasi dari 0-3.676 m dengan daerah
yang terluas adalah pada ketinggian 100-500 m dari permukaan laut 63.405,50 Ha
(35,40 %) dan yang tersempit adalah pada ketinggian 0-25 m dpl yaitu 19.722,45
Ha atau 11,01 % dari luas keseluruhan Kabupaten.
3. Geologi
Formasi geologi terdiri dari beberapa macam yaitu kuarter (Q), Mesozoikum (Mz),
batuan beku dalam ultra basa (Pdt), Miosen bawah (L Mi), Sekis hablur (Pr), Mio
Pliosen (Mi Pi), batuan beku dalam basa (Gb), Paleogen (Pg), batuan beku dalam
asam kapur (K Gr).
Ditinjau dari segi batuan pembentuk struktur geologi wilayah, kawasan perencanaan terdiri dari jenis batuan Old Kwarter Vulkanik, Young Kwarter Vulkanik dan Alluvium. Pada umumnya Kabupaten Lumajang disusun oleh formasi batuan Alluvium (68.005,87 Ha) yang mencapai 38% dan terkecil Miosen Sedimentary 8% dari luas wilayah.
Ditinjau dari segi batuan pembentuk struktur geologi wilayah, kawasan perencanaan terdiri dari jenis batuan Old Kwarter Vulkanik, Young Kwarter Vulkanik dan Alluvium. Pada umumnya Kabupaten Lumajang disusun oleh formasi batuan Alluvium (68.005,87 Ha) yang mencapai 38% dan terkecil Miosen Sedimentary 8% dari luas wilayah.
·
Jenis Tanah
Pembentukan jenis tanah dipengaruhi oleh iklim, bahan induk dan keadaan topografi. Berdasarkan Peta Tanah Tinjau yang dikeluarkan Lembaga Penelitian Bogor tahun 1966, jenis tanah di Kabupaten Lumajang terdiri dari aluvial, regosol, andosol, mediteran dan latosol.
4. Hidrologi
Keadaan hidrologi dan pengairan merupakan keadaan yang menggambarkan fisik tanah yang berhungungan dengan adanya genangan air, saluran irigasi, sungai dan danau. Dengan mengetahui keadaan tersebut akan dapat diketahui pemanfaatan tanah dan bagaimana cara pemanfaatnnya, yakni pada daerah yang banyak terdapat aliran sungai, penduduknya banyak memanfaatkan sungai sebagai sarana kehidupan rumah tangga sehari-hari.
Pada daerah yang banyak terdapat saluran irigasi berarti daerah tersebut telah
memanfaatkan tanahnya untuk budidaya pertanian lahan basah. Pada daerah yang
banyak terdapat alur sungai berarti daerah tersebut telah memnfaatkan air
tersebut sebagai bahan baku air bersih.
4. Kemampuan Lahan
Kemampuan Lahan adalah salah satu aspek fisik yang perlu diperhatikan dalam penyusunan rencana fisik karena menyangkut kemampuan efektif tanah dan kondisi hidrologi wilayah. Kemampuan jenis tanah adalah daya dukung tanah pada suatu wilayah apabila dilakukan pembudidayaan pada wilayah tersebut. Ada enam indikator kemampuan tanah yakni lereng/kemiringan tanah, kedalaman efektif tanah, tekstur tanah, drainase, tingkat erosi dan faktor pembatas yang dijelaskan sebagai berikut.
4. 1 Kemiringan Tanah (Lereng)
Kemiringan tanah (lereng) merupakan sudut yang dibentuk oleh permukaan tanah
dengan bidang horisontal. Kabupaten Lumajang seluas 179.090,00 Ha, berdasarkan
klasifikasi lereng (kemiringan) adalah :
·
Datar (0-2%)
seluas 87.199,59 Ha (45,9%)
·
Landai-agak
miring (2-15%) seluas 1.459,57 Ha (17,57%)
·
Miring-agak
curam (15-40%) seluas 28.827,89 Ha (10,10%)
·
Curam-sangat
curam (lebih dari 90%) seluas 36.602,65 Ha
4.2 Drainase
Drainase adalah kemampuan permukaan tanah untuk merembeskan air secara alami
atau cepat atau lambatnya air hilang dari permukaan tanah setelah hujan secara
alami dan bukan karena perlakuan manusia. Berdasarkan pengertian tersebut, maka
drainase diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelas yakni tidak pernah tergenang,
tergenang secara periodik dan tergenang terus-menerus.Secara umum keadaan drainase di Kabupaten Lumajang cukup baik mengingat keadaan topografi yang bervariasi kemiringannya. Keadaan topografi di Kabupaten Lumajang yang bervariasi mulai datar sampai curam menguntungkan dari aspek ketergantungannya. Pengaturan air yang baik dan berfungsinya saluran pengairan, menyebabkan daerah tidak tergenang kecuali jika terjadi bencana alam.
Iklim adalah keadaan cuaca pada suatu tempat pada periode yang panjang. Iklim
merupakan unsur yang mempengaruhi manusia dalam melaksanakan kegiatan
sehari-hari. Unsur-unsur yang sifatnya tertentu seperti temperatur, hujan,
angin dan tekanan udara diamati sifatnya selama selang waktu yang panjang (30
tahun).
Di Kabupaten Lumajang penentuan iklim didasarkan sistem Shcmidt dan Ferguson. Sistem ini hanya membandingkan jumlah bulan basah dan bulan kering. Berdasarkan klasifikasi Shcmidt dan Ferguson terdapat tiga macam iklim di Kabupaten Lumajang. Tipe pertama adalah iklim tipe C, yaitu iklim yang bersifat agak basah. jumlah bulan kering rata-rata kurang dari tiga bulan dan buah-buahan lainnya adalah bulan basah dengan jumlah curah hujan bulanan lebih dari 100 mm.
Di Kabupaten Lumajang penentuan iklim didasarkan sistem Shcmidt dan Ferguson. Sistem ini hanya membandingkan jumlah bulan basah dan bulan kering. Berdasarkan klasifikasi Shcmidt dan Ferguson terdapat tiga macam iklim di Kabupaten Lumajang. Tipe pertama adalah iklim tipe C, yaitu iklim yang bersifat agak basah. jumlah bulan kering rata-rata kurang dari tiga bulan dan buah-buahan lainnya adalah bulan basah dengan jumlah curah hujan bulanan lebih dari 100 mm.
6. Vulkanologi
Kabupaten
Lumajang dikelilingi tiga gunung berapi yaitu Gunung Semeru, Gunung Bromo dan
Gunung Lamongan. Dari ketiga gunung berapi yang masih aktif tersebut, Gunung
Semeru mendapat prioritas pemantauan lebih dibanding yang lainnya karena
seringnya terjadi aktivitas gunung berapi yang membahayakan masyarakat
sekitarnya. Dari sini kami ingin menunjukkan tempat atau lokasi jalur yang pernah dilalui lahar
dingin Semeru salah satunya di AWIRAN Desa Jugosari Kecamatan Candipuro yang
pada akhirnya jalur itu akan terus ke arah daerah Kecamatan Pasirian melalui
Jalur Sungai Regoyo menuju pantai Bambang.
Kecamatan candipuro mempunyai Luas Wilayah 144.93 Km2
yang terletak pada 12* 57' 23" - 113* 07' 08" BT dan 8* 7' 14" -
8 * 18' 00" LS Kecamatan Candipuro dibagi menjadi 10 Desa yaitu: Jugosari,
Jarit, Candipuro, Sumberejo, Sumberwuluh, Sumbermujur, Penanggal, Tambahrejo,
Kloposawit dan Tumpeng.. Batas Kecamatan Candipuro yaitu di sebelah utara
Kecamatan Pasrujaambe, disebelah Timur Kecamatan Pasirian, sebelah selatan
Kecamatan Tempursari dan sebelah barat Kecamatan Pronojiwo.(15 Desember 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar